JEJAK GARUDA DALAM LORONG WAKTU


Penulis: Mentari Ria Raya Solikhah

 

Dalam gemuruh deburan ombak yang menghantam bibir pantai, terdapat sebuah rumah kayu kecil yang terasa seakan menyatu dengan alam sekitarnya. Di dalamnya, diterangi oleh cahaya redup lampu meja. Seorang pria paruh baya duduk di depan rak yang penuh dengan buku-buku tua dan berton-ton catatan sejarah. Matanya yang bijaksana memandang setiap halaman yang dipegangnya dengan penuh kekaguman, seolah-olah ia sedang menemukan kembali kisah-kisah yang pernah terlupakan.

Namanya Ari Wijaya, seorang profesor sejarah yang telah mengabdikan hidupnya untuk memahami dan menyebarkan kekayaan sejarah yang ada di Indonesia. Di usia senjanya, rasa semanagat dalam menyelami kisah-kisah masa lalu masih sangat membara, tak pernah pudar oleh waktu yang terus berjalan. Hari ini, seperti biasa, ia merencanakan sebuah perjalanan yang akan membawa para siswanya melalui lorong-lorong waktu, mengungkap rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik sejarah negara mereka.

Tapi kali ini, perjalanan tersebut tidak sekedar membawa mereka ke masa lalu yang jauh. Ari memiliki rencana khusus. Ia ingin mengajak mereka menyingkap makna yang tersembunyi di balik sebuah dokumen yang menjadi tonggak penting bagi identitas bangsa Indonesia: Pancasila.

Pagi ini pak Ari datang lebih awal ke sekolah dengan mengendarai sepeda onthel yang sangat khas dengan Sejarah. Dengan semangat pak Ari mengayuh sepeda, jarak antara sekolah dengan rumah pak Ari cukup jauh, akan tetapi tidak dapat mengurangi rasa semangat pada dirinya untuk menyebarkan kekayaan Sejarah yang ada di Indonesia kepada para siswanya.

Menjadi seorang guru Sejarah adalah cita-citaku dari kecil dan sebisa mungkin aku berusaha menjadi guru yang menyenangkan untuk anak-anak muridku. Aku sangat prihatin pada generasi muda yang seakan menutup mata pada peristiwa Sejarah di masa lampau sehingga terbesit dalam hatiku keinginan untuk menjadi guru Sejarah yang dapat menarik minat anak-anak muda pada sejarah yang ada di Indonesia.

Hari ini aku sudah mempersiapkan materi Sejarah yang akan ku bahas dengan murit-muritku, aku yakin sekali anak-anak akan sangat menyukai pembahasan Sejarah yang akan dibahas hari ini.

Aku tiba di sekolah pukul 08.00 WIT dan segera menuju ke kelas, dengan semangat aku melangkahkan kakiku dikelas XII IPS 5.

“Assalamu’alaikum selamat pagi anak-anak” ucapku.

“Wa’alaikumussalam pagi pak guru”

Sebelum pembelajaran aku awali hari ini dengan berdo’a dan mengabsen para peserta didik.

“Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang Sejarah Pancasila, bapak akan mengajak kalian untuk mengungkap rahasia tersembunyi dibalik dasar negara kita”

“Iya pak”

“Kisah tentang sang garuda dimulai sejak dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 April 1945. Dari situ seluruh anggota mulai merancang adanya dasar negara. Dimulai sejak sidang BPUPKI yang pertama, ada tiga tokoh sentral yang mengusulkan dasar negara yakni Mr. Moh. Yamin, Dr. Soepomo, Ir. Soekarno. Dimana pada saat itu  Mr. Moh. Yamin mengusulkan nama Pancasila sebagai nama dari dasar negara Indonesia.”

“Pancasila sendiri berasal dari Bahasa Sansakerta, sedangkan isi dari Pancasila sendiri adalah perpaduan antara ketiga usulan yang telah dikemukakan pada sidang pertama BPUPKI”

“Sebelum kita lanjutkan cerita sekarang bapak tanya apakah dari kalian ada yang belum paham tentang kisah berdirinya Pancasila ?”

“Tidak ada pak, dari cerita bapak tadi adalah kisah yang selama ini kami dengar dan pelajari tentang Pancasila”

“Baik kalau begitu mari kita lanjutkan tentang kisah dibalik dasar negara yang ada di Indonesia”

“Dibalik Sejarah lahirnya Pancasila sebenarnya terdapat serangkaian perdebatan yang melibatkan banyak kontribusi dari tokoh-tokoh penting yang ada di Indonesia diantaranya seperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Ki Hajar Dewantara. Ketiga tokoh penting ini sama-sama memiliki keunggulan dibidangnya masing-masing, dimana Ir. Soekarno memiliki keunggulan di bidang Politik, Moh. Hatta memiliki keunggulan di bidang ekonomi dan Ki Hajar dewantara memiliki keunggulan di bidang Pendidikan. Ketiga tokoh tersebut memiliki pandangan dan kontribusi masing-masing terhadap nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam pembentukan dasar negara.”

“Sebagai pemimpin nasionalis yang visioner, Soekarno cenderung menekankan pentingnya politik dalam pembentukan Pancasila. Baginya, kemerdekaan politik dan kebangsaan Indonesia adalah tujuan utama, yang kemudian menjadi landasan bagi aspek politik Pancasila. Sementara itu Hatta, yang memiliki latar belakang ekonomi, mungkin lebih cenderung untuk mempertimbangkan pentingnya faktor ekonomi dalam pembangunan nasional. Meskipun tidak ada bukti konkret perdebatan tentang hal ini, Hatta dikenal karena kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi Indonesia setelah kemerdekaan. Sedangkan Sebagai pendidik dan penganut falsafah pendidikan yang kuat, Ki Hadjar Dewantara mungkin akan mendorong pentingnya pendidikan sebagai landasan utama pembentukan karakter dan kesadaran nasional.”

“Pak, kenapa harus Pendidikan, ekonomi dan politik ? apakah tidak ada aspek lainnya ?”

“Pertanyaan yang bagus”

“Karena ketiga aspek tersebut sama-sama penting dan tidak dapat terpisahkan untuk mewujudkan negara yang berhasil. Ketiga tokoh tersebut saling bermusyawarah dan berdiskusi Bersama dengan tokoh-tokoh sentral lainnya. Dengan demikian, walaupun masing-masing tokoh memiliki fokus yang berbeda sesuai dengan latar belakang dan pandangan mereka, dalam pembentukan Pancasila, mereka akhirnya harus mencapai konsensus bahwa semua aspek tersebut penting dan saling melengkapi untuk menciptakan dasar negara yang kokoh dan seimbang. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mencakup nilai-nilai politik, ekonomi, dan pendidikan yang saling terkait dan saling mendukung, sehingga dapat menjadikan pancasila sebagai landasan yang seimbang untuk pembangunan dan kemajuan negara.”

“Dari kisah ini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam membentuk dasar negara, para tokoh pahlawan juga menerapkan perinsip nilai-nilai Pancasila seperti permusyawaratan dan persatuan tidak ada tokoh yang ingin terlihat menonjol semuanya berkolaborasi sehingga dapat tercipta Pancasila sebagai dasar negara yang kokoh. Masih banyak kisah-kisah Sejarah yang akan kita bahas. Satu pesan bapak, jangan pernah bosan belajar tentang Sejarah karena Sejarah masa lalu bukan untuk dilupakan tapi untuk dikenang dan dipelajari. Sekian, wassalamu’alaikum wr,wb”

“Wa’alaikumussalam wr.wb. Terimakasih pak Ari..”

Hari ini kisah tentang sang garuda sudah selesai dibahas, aku berharap anak-anak dapat mengambil banyak Pelajaran dari kisah tentang sang garuda. Banyak Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini seperti rasa cinta tanah air, persatuan dan banyak hal lain. Semoga anak-anak dapat menumbuhkan rasa cinta akan Sejarah dari kisah ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar